Budget and Green Wedding. Step by Step Mempersiapkan Pernikahan Anak. Part-1 - Lamaran.
Sudah beberapa bulan berlalu sejak tanggal pernikahan anak saya
Tapi sampai saat ini masih susah untuk memulai menuliskan semua proses dari A sampai Z.
Kadang saya punya perasaan: oh I dont want to look back into that.. It drained me crazy..Very true.. It drained me..
Menyiapkan segala sesuatu sendiri untuk pernikahan anak saya adalah bentuk ego terbesar yang ada dalam sejarah perjalanan parenting saya.
Saya melakukan sebagian besar langkah persiapan sendiri dalam artian saya mempersiapkan sendiri segala sesuatunya. Survey gedung, nyari katering, bikin souvenir, nyari tempat persewaan pakaian keluarga pengantin, urusan ke KUA, urusan dekorasi, urusan musik, urusan MC, urusan persiapan baju pengantin dan juga urusan kopi..
Saya akan urai satu per satu sehingga jika ada orangtua seperti saya yang ingin mengerjakan sendiri segala sesuatu tentang pernikahan anaknya.. mungkin bisa mendapat sedikit gambaran tentang hal apa saja yang perlu menjadi perhatian.
Oh saya ceritakan dahulu ya.. Anak saya laki-laki, orangtua calon istrinya berada di Jawa Tengah. Atas kesepakatan kedua anak saya, mereka menentukan bahwa syukuran pernikahan akan dilaksanakan ditempat saya berada. Dengan pertimbangan karena teman kuliah dan teman bekerja kedua anak saya akan mendapat kemudahan untuk menghadiri syukuran pernikahan.
Lalu berembuklah kami tentang konsep pernikahan seperti apa yang akan dilaksanakan. Kesepakatan menentukan bahwa pernikahan akan dilakukan dengan sederhana (budget wedding) dengan jumlah undangan yang terbatas mencakup keluarga dekat dan teman-teman dekat, serta konsep resepsi pernikahan yang tidak terlalu formal. Kala itu saya hanya memiliki waktu sekitar tiga bulan sampai waktu pelaksaannya.
Ciri anak muda jaman now.. Mereka membuat rencana lalu beranggapan bahwa segala sesuatunya mudah dan simpel. Seperti yang sering dilontarkan: Engga usah repot-repot..
Antara excited dan bingung..
Excited karena diotak saya langsung berseliweran segala macem rencana dan ide. Bingung karena semacam gegar.. like suddenly something hit you on the head. Ini belum berhubungan dengan perasaan yaaaa.. Ini masih seputaran logika.. apa dan bagaimana.. Jreng.. jreng.. Bakalan rame deh nih kayanya ceritanyaaa... Maka dimulailah hari-hari saya mengakrabi notebook kesayangan. Note: saya itu punya kebiasaan selalu mencatat segala sesuatu di note book. Agak kuno yaa mengingat sekarang kan ada aplikasi note di setiap smart phone. Tapi saya tetep pake notebook. Tiap tahun ganti buku. Apa juga ada dicatetan saya termasuk segala transferan belanja online saya.. :D
Lalu saya bikin daftar Things To Do. Hobiiii banget saya bikin catetan.. Kalau saya mau bepergian saya juga nyatet nama-nama destinasi yang mau didatengin, nama cafe, coffee shop.. Meskipun pada kenyataannya tidak semua itu didatangi tapi at least saya well prepared. Baru nanti suami saya yang nyari how to get therenya.. Simbiosis mutualism.. Tapi diawal persiapan pernikahan ini I may say I am a solo fighter..
Begini rincian awal yang ada dibuku catatan saya:
Rustic Wedding
Things to do:
Venue
Catering
Undangan
Souvenir
Attire
Make Up
Dekorasi
Photography
Itu coretan pertama saya. Di coretan itu tidak tercantum urusan ke KUA.. haha.. Amateur sangats.
Maka dimulailah petualangan saya..
Sebelum menjabarkan proses mencari venue dan lain sebagainya saya mau bercerita dulu tentang proses lamaran. Saya pakein judul huruf kapital yaa..
PROSES LAMARAN
Proses lamaran ini intinya adalah saya sebagai keluarga yang punya anak laki-laki akan berkunjung ke keluarga pihak calon istri anak saya untuk menyampaikan niat meminang. Tanggal pinangan ajaibnya sudah ditentukan oleh anak saya sendiri. Jadi ibu hanya siap-siap apa saja nanti yang harus disediakan. Berdasarkan kesepakatan, pada saat melamar keluarga saya akan menyerahkan seserahan ke calon pengantin wanita. Seserahan itu sendiri adalah suatu simbol kesungguhan hati dari calon pengantin pria kepada calon istrinya dengan simbol-simbol seperti seperangkat alat sholat sebagai tanda pegangan agama, dan makna-makna lainnya.
Lalu apa saja yang dipersiapkan? Yang utama adalah seperangkat alat sholat. Lalu seperangkat pakaian termasuk sepatu dan tas, seperangkat peralatan kebersihan yang mencakup sabun, shampo, body lotion dan lain-lain termasuk handuk. Saya juga mempersiapkan seperangkat seprei, kerudung dan juga bahan baju karen pas lagi nyari bahan baju pengantin kebetulan ada kain bahan yang disenengin Vita. Intinya saya hanya membayangkan benda-benda apa saja yang bisa mempermudah mereka diawal pernikahan.
Persiapan ini dilakukan bersama sesuai dengan kesukaan Vita, calon mantu saya. Lalu giliran saya yang mempersiapkankan kemasannya. Karena lamaran akan dilaksanakan di Jawa Tengah, maka saya memutuskan untuk membuat kemasan dalam kotak yang mudah untuk membawanya. Selain alasan seserahan yang disusun menjadi aneka bentuk itu bukan style saya juga. Saya suka yang simpel tapi indah.
Lalu saya nyari kotak-kotak seserahan di Pasar Mayestik. Untuk hiasannya menggunakan pita crepe yang besar dan pita goni. Kotak-kotak itu disusun dan dimasukkan ke tas plastik besar yang juga belinya di Pasar Mayestik.
Selain menyiapkan seserahan saya juga menyiapkan pakaian sekeluarga yang akan dipakai nanti diacara lamaran. Beruntung anak saya laki-laki semua.. Jadi engga ribet harus mempersiapkan ini itu.. Kemeja batik adalah pilihan yag engga pernah salah. Batik Pekalongan bernuansa coklat dan dijahit di penjahit langganan. Saya juga menyiapkan kebaya bordir coklat dengan bawahan batik Pekalongan senada sama para lelaki.
Tiket ke Banyumas tempat orangtua calon pengantin wanita sudah dipesan jauh-jauh hari termassuk tempat menginap di kota Purwokerto. Dan senangnya ibu saya ikuut.. Lamaran dilaksanakn padi hari Minggu siang. Sabtu pagi saya sekeluarga berangkat naik kereta api dari Stasiun Gambir.. Berasa seperti mau piknik keluarga..
Karena kotak seserahan belum dihias, jadi malam-malam saya dan suami bekerja bakti memasang pita dan sedikit hiasan.. Maaf engga ada foto kotak seserahan yang proper..
Malam itu kami berkumpul dikamar saya..
Menunggu esok pagi..
Esok paginya untuk mempersiapkan kunjungan ke keluarga calon pengantin, saya meminta suami untuk mempersiapkan apa saja yang mau disampaikan. Semacam sambutan dari pihak keluarga saya.. Suami saya sudah siap karena sejak sebelumnya juga sudah dibahas mengingat yang datang hanya keluarga inti jadi suami sayalah yang akan mewakili keluarga saya mengantar anak sulung meminang.. Merinding ya..
Karena memang acara lamaran ini juga diselenggarakan secara kekeluargaan, jadi prosesinya tidak terlalu rumit. Dua keluarga bertemu untuk saling berkenalan dan pihak keluarga saya menyampaikan maksud dari kunjungan yaitu untuk meminang putri perempuan yang adalah calon istri anak lelaki saya. Semua berjalan dengan lancar dan seksama. Pada saat itu saya dan keluarga sudah menyampaikan rencana tanggal pelaksanaan pernikahan sesuai dengan permintaan anak saya yang tentunya sudah berembuk dengan Vita sambil meminta ijin bahwa atas permintaan kedua calon mempelai acara akan diselenggarakan di BSD.
Acara lamaranpun selesai. Malamnya saya dan keluarga kembali ke Jakarta na kereta api malam. Untuk saya ini sebuah perjalanan yang menyenangkan karena semua ikut termasuk Yangti.
Tulisan ini akan berlanjut ke catatan tentang persiapan berikutnya a.k.a to be continued..
Serpong, 1/21/2018
6.15 am
Selanjutnya: Mencari Gedung Pernikahan Semi Outdoor Sekitar BSD
Tapi sampai saat ini masih susah untuk memulai menuliskan semua proses dari A sampai Z.
Kadang saya punya perasaan: oh I dont want to look back into that.. It drained me crazy..Very true.. It drained me..
Menyiapkan segala sesuatu sendiri untuk pernikahan anak saya adalah bentuk ego terbesar yang ada dalam sejarah perjalanan parenting saya.
Saya melakukan sebagian besar langkah persiapan sendiri dalam artian saya mempersiapkan sendiri segala sesuatunya. Survey gedung, nyari katering, bikin souvenir, nyari tempat persewaan pakaian keluarga pengantin, urusan ke KUA, urusan dekorasi, urusan musik, urusan MC, urusan persiapan baju pengantin dan juga urusan kopi..
Saya akan urai satu per satu sehingga jika ada orangtua seperti saya yang ingin mengerjakan sendiri segala sesuatu tentang pernikahan anaknya.. mungkin bisa mendapat sedikit gambaran tentang hal apa saja yang perlu menjadi perhatian.
Oh saya ceritakan dahulu ya.. Anak saya laki-laki, orangtua calon istrinya berada di Jawa Tengah. Atas kesepakatan kedua anak saya, mereka menentukan bahwa syukuran pernikahan akan dilaksanakan ditempat saya berada. Dengan pertimbangan karena teman kuliah dan teman bekerja kedua anak saya akan mendapat kemudahan untuk menghadiri syukuran pernikahan.
Lalu berembuklah kami tentang konsep pernikahan seperti apa yang akan dilaksanakan. Kesepakatan menentukan bahwa pernikahan akan dilakukan dengan sederhana (budget wedding) dengan jumlah undangan yang terbatas mencakup keluarga dekat dan teman-teman dekat, serta konsep resepsi pernikahan yang tidak terlalu formal. Kala itu saya hanya memiliki waktu sekitar tiga bulan sampai waktu pelaksaannya.
Ciri anak muda jaman now.. Mereka membuat rencana lalu beranggapan bahwa segala sesuatunya mudah dan simpel. Seperti yang sering dilontarkan: Engga usah repot-repot..
Antara excited dan bingung..
Excited karena diotak saya langsung berseliweran segala macem rencana dan ide. Bingung karena semacam gegar.. like suddenly something hit you on the head. Ini belum berhubungan dengan perasaan yaaaa.. Ini masih seputaran logika.. apa dan bagaimana.. Jreng.. jreng.. Bakalan rame deh nih kayanya ceritanyaaa... Maka dimulailah hari-hari saya mengakrabi notebook kesayangan. Note: saya itu punya kebiasaan selalu mencatat segala sesuatu di note book. Agak kuno yaa mengingat sekarang kan ada aplikasi note di setiap smart phone. Tapi saya tetep pake notebook. Tiap tahun ganti buku. Apa juga ada dicatetan saya termasuk segala transferan belanja online saya.. :D
Lalu saya bikin daftar Things To Do. Hobiiii banget saya bikin catetan.. Kalau saya mau bepergian saya juga nyatet nama-nama destinasi yang mau didatengin, nama cafe, coffee shop.. Meskipun pada kenyataannya tidak semua itu didatangi tapi at least saya well prepared. Baru nanti suami saya yang nyari how to get therenya.. Simbiosis mutualism.. Tapi diawal persiapan pernikahan ini I may say I am a solo fighter..
Begini rincian awal yang ada dibuku catatan saya:
Rustic Wedding
Things to do:
Venue
Catering
Undangan
Souvenir
Attire
Make Up
Dekorasi
Photography
Itu coretan pertama saya. Di coretan itu tidak tercantum urusan ke KUA.. haha.. Amateur sangats.
Maka dimulailah petualangan saya..
Sebelum menjabarkan proses mencari venue dan lain sebagainya saya mau bercerita dulu tentang proses lamaran. Saya pakein judul huruf kapital yaa..
PROSES LAMARAN
Proses lamaran ini intinya adalah saya sebagai keluarga yang punya anak laki-laki akan berkunjung ke keluarga pihak calon istri anak saya untuk menyampaikan niat meminang. Tanggal pinangan ajaibnya sudah ditentukan oleh anak saya sendiri. Jadi ibu hanya siap-siap apa saja nanti yang harus disediakan. Berdasarkan kesepakatan, pada saat melamar keluarga saya akan menyerahkan seserahan ke calon pengantin wanita. Seserahan itu sendiri adalah suatu simbol kesungguhan hati dari calon pengantin pria kepada calon istrinya dengan simbol-simbol seperti seperangkat alat sholat sebagai tanda pegangan agama, dan makna-makna lainnya.
Lalu apa saja yang dipersiapkan? Yang utama adalah seperangkat alat sholat. Lalu seperangkat pakaian termasuk sepatu dan tas, seperangkat peralatan kebersihan yang mencakup sabun, shampo, body lotion dan lain-lain termasuk handuk. Saya juga mempersiapkan seperangkat seprei, kerudung dan juga bahan baju karen pas lagi nyari bahan baju pengantin kebetulan ada kain bahan yang disenengin Vita. Intinya saya hanya membayangkan benda-benda apa saja yang bisa mempermudah mereka diawal pernikahan.
Persiapan ini dilakukan bersama sesuai dengan kesukaan Vita, calon mantu saya. Lalu giliran saya yang mempersiapkankan kemasannya. Karena lamaran akan dilaksanakan di Jawa Tengah, maka saya memutuskan untuk membuat kemasan dalam kotak yang mudah untuk membawanya. Selain alasan seserahan yang disusun menjadi aneka bentuk itu bukan style saya juga. Saya suka yang simpel tapi indah.
Lalu saya nyari kotak-kotak seserahan di Pasar Mayestik. Untuk hiasannya menggunakan pita crepe yang besar dan pita goni. Kotak-kotak itu disusun dan dimasukkan ke tas plastik besar yang juga belinya di Pasar Mayestik.
Selain menyiapkan seserahan saya juga menyiapkan pakaian sekeluarga yang akan dipakai nanti diacara lamaran. Beruntung anak saya laki-laki semua.. Jadi engga ribet harus mempersiapkan ini itu.. Kemeja batik adalah pilihan yag engga pernah salah. Batik Pekalongan bernuansa coklat dan dijahit di penjahit langganan. Saya juga menyiapkan kebaya bordir coklat dengan bawahan batik Pekalongan senada sama para lelaki.
Tiket ke Banyumas tempat orangtua calon pengantin wanita sudah dipesan jauh-jauh hari termassuk tempat menginap di kota Purwokerto. Dan senangnya ibu saya ikuut.. Lamaran dilaksanakn padi hari Minggu siang. Sabtu pagi saya sekeluarga berangkat naik kereta api dari Stasiun Gambir.. Berasa seperti mau piknik keluarga..
Those big feet are coming out from me.. Subhanallah.. |
On the way to Purwokerto |
Karena kotak seserahan belum dihias, jadi malam-malam saya dan suami bekerja bakti memasang pita dan sedikit hiasan.. Maaf engga ada foto kotak seserahan yang proper..
Penampakan dari kotak seserahan. Kotak tetap dibiarkan tertutup untuk memudahkan pengangkutan kembali ke Jakarta oleh calon pengantin wanita setelah acara lamaran. |
I hope they will stick together like this until forever. |
Karena memang acara lamaran ini juga diselenggarakan secara kekeluargaan, jadi prosesinya tidak terlalu rumit. Dua keluarga bertemu untuk saling berkenalan dan pihak keluarga saya menyampaikan maksud dari kunjungan yaitu untuk meminang putri perempuan yang adalah calon istri anak lelaki saya. Semua berjalan dengan lancar dan seksama. Pada saat itu saya dan keluarga sudah menyampaikan rencana tanggal pelaksanaan pernikahan sesuai dengan permintaan anak saya yang tentunya sudah berembuk dengan Vita sambil meminta ijin bahwa atas permintaan kedua calon mempelai acara akan diselenggarakan di BSD.
Berfoto sejenak sebelum melamar.. |
Resmilah saya punya calon mantu. |
Acara lamaranpun selesai. Malamnya saya dan keluarga kembali ke Jakarta na kereta api malam. Untuk saya ini sebuah perjalanan yang menyenangkan karena semua ikut termasuk Yangti.
Saya, Diaddra dan Ibu.Tiga generasi. |
Serpong, 1/21/2018
6.15 am
Selanjutnya: Mencari Gedung Pernikahan Semi Outdoor Sekitar BSD
Komentar
Posting Komentar