When Your Hobby Brings You To Your First Client


Keren yaa judulnyaa.. When your hobby brings you to your first client. Yess..

Jadi ceritanya begini.. Saya itu kan sedang senang-senangnya memotret.. atau belajar memotret.. khususnya memotret makanan.. atau dikenal dengan nama food photography.. Belum jago siih.. Tapi saya belajar terus.. mengeksplor sendiri.. Saya membuat makanan.. lalu memotretnya..lalu men-share foto saya di social media. Lalu saya berinteraksi dengan sesama teman yang juga mempunyai kesenangan yang sama.. Awalnya dengan sesama penggemar minuman dan makanan sehat.. Kemudian melebar lagi ke sesama penggemar foto makanan.. Lalu teruus berkembang sampai saya juga jadi ikut bergabung dalam salah satu komunitas foto.

Sebetulnya awal mulai senang memotret itu sekitar tahun 2013-2014. Waktu itu lagi musim2nya foto bersama barengan teman-teman saat arisan (yang pake dress code..;). Seseruan setiap ada pertemuan pasti bikin foto bersama.  Lalu barengan seorang teman saya menyengaja  belajar basic photography. Mengenal ISO, shutter speed, apperture, exposure.  Setelah itu saya jadi senang motret bunga, kupu-kupu, capung atau serangga-serangga lucu.. Lama kelamaan jadi seperti sekarang.. motret makanan, motret tea time, motret coffe time dan tema lain yang sesuai dengan selera saya..

Senang motret kopi berawal di akhir tahun 2015,  kala anak sulung saya saat itu mulai tertarik dengan kopi. Coffee enthusiast gitu namanya.. Yang artinya seseorang itu bukan hanya sekedar penyuka kopi tapi juga memiliki respect terhadap kopi.. Seperti di film Filosofi Kopi, seorang enthusiast akan mengetahui seluk beluk dibelakang kopi yang diminum termasuk pemrosesannya sehingga tercipta rasa yang terbaik dari butiran kopi tertentu. Lalu kemudian saya jadi ikut mendatangi coffee shops. Saat itu saya merasa senang aja berada di coffee shop yang selalu memiliki sentuhan unik untuk memanjakan peminum kopi dikedainya. Boleh dibilang saya salut sama pemilik dan konseptor semua kedai kopi yang ada.. Setiap kedai memiliki ciri khasnya sendiri. Lalu saya jadi senang melihat foto-foto yang dibuat oleh para penggemar kopi dan saya pun mulai  suka memotret kopi dan berburu tempat ngopi unik.

Jadi.. instead of a coffee enthusiast..saya menyebut aktifitas saya sebagai coffee shop enthusiast .. hihi.. (bikin istilah sendiri.) Saya gemar memotret kopi dan suasana kedai kopi. Saya kemudian juga jadi senang berada di kedai kopi untuk berbagai tujuan.. salah satunya untuk membaca, belajar menulis, mengedit foto kala menunggu anak saya pulang sekolah.

Di Semarang saya jadi familiar banget dengan salah satu kedai kopi yang letaknya disebelah sekolah anak saya. Kedai ini malah sudah saya incer semenjak sebelum dilakukan soft opening for the first brew. Disitu saya sering duduk berlama-lama karena suasanyanya yang homy dan yang terutama karena tempat itu adalah semacam the nearest shelter from school. Saking seringnya sampai owner dan baristanya sudah pada kenal.. dan sampai akhirnya saya diminta untuk membuat foto termassuk mempublikasikannya di social media saya... Yang artinyaaa.. I have my first client yess...

Bahagia kaan.. Karena ekspektasi saya sebetulnya saya menjadi belajar secara real untuk membuat foto yang sesuai dengan keinginan klien saya tetapi tetap dibuat sesuai dengan sentuhan saya. Satu pengalaman yang sangat berharga apalagi dengan pertimbangan bahwa pengalaman semacam ini bisa saya jadikan portofolio agar saya bisa melakukannya juga ditempat lain.

Untuk mendapatkan dukungan lalu saya mengajak suami saya mendatangi kedai itu. Tujuannya untuk memberi gambaran aja tentang lingkungan yang saya jalani. Pas diajak.. hal pertama yang dilakukan malah ngecek kecepatan internet ditempat itu.. Komentarnya: kecepatan internetnya bagus.. katanya gitu sambil nunjukin speed test internet.

Kemudian sepertinya saya mendapat restu untuk go ahead dengan aktifitas saya.. Terbukti saya diberi ijin untuk menambah lensa baru... Tarrraaaa... Lensa idaman lho untuk photographer pemula.. yang tadinya pake lensa 50 mm f 1,8 sekarang jadi bisa pake 50 mm f 1,4. Keunggulannya object jadi lebih jelas dengan latar yang bisa dibuat lebih blur atau dikenal dengan bokeh.

Dukungan kedua... Saya kemudian difasilitasi dengan peralatan BTS (Behind The Scene) seperti di foto-foto BTS yang saya liat.. Pake cable shutter camera untuk memotret menggunakan tripod dan juga kabel yang menghubungkan kamera ke laptop... Aaaaah... Matur nuwun sanget nggih pak...

Oh iya.. catatan lagi.. Be unique. Itu sudah terbukti penting penting banget. Banyak orang yang bisa memotret produk kopi (begitu kata owner kedai kopinya), tetapi belum banyak yang tertarik untuk mengeksplor keunikan yang ditawarkan oleh kedai kopi tertentu. Dan itu alasan mengapa saya kemudian ditawarin untuk motret dan dibayar..

Semoga saya bisa.

Be Unique Yes.



Btw.... Happy New Year 2017...


Semarang 1/1/2017
12.51 am







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Gedung Pernikahan Untuk Semi Outdoor Wedding di Sekitar BSD

Merancang Sendiri Dekorasi Untuk Pernikahan Dan Perkiraan Biaya Yang Diperlukan.

KOPI EVA Sensasi Ngopi Asik di Jalur Jogja - Semarang.