Membayangkan Masa Tua
Pernah saya secara tiba-tiba ditanya oleh seorang teman mengenai apa yang akan saya lakukan di usia tua nanti. Saat itu saya belum siap dengan jawaban yang setidaknya cukup memuaskan pertanyaan teman saya itu. Jawaban saya waktu itu: berkebun. Jawaban mainstream yang kesannya boring dan engga asik. Tapi sebetulnya idenya itu bukan sekedar berkebun.. Iya betul saya memimpikan punya tanaman disekililing rumah yang kalau saya mau masak bisa saya petik langsung dari pohonnya. Persis seperti yang saya lakukan kalau sedang pulang kerumah Ibu.. Saya memimpikan punya bunga-bungaan yang bisa dipetik dan ditaro didalam vas sebagai pajangan segar didalam rumah. Punya buah-buahan yang kalau lagi musimnya bisa merasakan asiknya memetik buah sendiri langsung dari pohonnya. Seperti pohon mangga apel dirumah sekarang yang rajin berbuah dan membuat semua orang bahagia apalagi kalau nungguin yang manjat untuk memetik buahnya. #norakyaaa
Iya begitulah.. rumah yang dikelilingi tanaman. Itu salah satunya..
Tapi sebetulnya bukan itu aja impian masa tua nanti.. Masa tua... Umur berapakah seseorang resmi disebut tua? Katanya ada penelitian seseorang disebut tua pada usia 68 tahun.. Ada juga yang menyebutkan usia 80 tahun. Lalu ada yang beranggapan usia pensiun itu usia tua. Padahal kalau menurut saya, saat seseorang memasuki pensiun itu berarti dimulainya sebuah babak baru dalam kehidupan seseorang. Babak yang tidak dituntut melakukan rutinitas 8 to 5 bagi yang bekerja kantoran. Bayangkan dalam usia sepanjang hidupnya seseorang harus mengabdikan dirinya untuk apapun yang menjadi profesinya.. Emangnya gak capek kerja terus? Lalu batasan umur tua juga sekarang ini menjadi semakin bergeser karena semakin banyak orang yang melakukan pola hidup sehat dan berolahraga.
Sekarang balik ke saya. Seperti apa kehidupan saya kelak disaat usia saya seumur ibu saya misalnya yang saat ini usianya 77 tahun dan masih aktif dengan segala macem kegiatan. Ibu saya itu diusianya yang 77 tahun masih aktif pergi ke Majelis Taklim, aktif di pengajian-pengajian yang juga melakukan kegiatan sosial. Aktif pergi kesana kemari. Terlalu susah mungkin yaa kalau saya pakai patokan ibu saya.. Karena ibu saya itu sepertinya dikenal hampir disemua pengajian ibu-ibu BSD.. Jadi kalau seseorang memperkenalkan saya, pasti disebutnya anaknya Ibu Entin... Oooh anaknya Ibu Entin? Sehingga saya dan adik-adik seolah-oleh berada dalam bayang-bayang Ibu entin. Juara lah kalau si Ibu mah.. Anak saya aja bilang Yangti itu bisa jadi vote gather kalau ada yang mau maju Pilkada.. Mungkin karena dulunya seorang guru ya.. jadi sampai sekarang Ibu saya itu masih sukaa sekali berbicara didepan umum. Artinya.. diusianya yang segitu Ibu masih memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau pemikiran dengan sangat baik. Kadang kepanjangan siih.. saking keasikan bicara. Kadang juga kalau lagi ada acara keluarga saya dan anak-anaknya selalu ngebisikin.. Bu jangan lama-lama bu..
Itu sekilas tentang kegiatan ibu saya diusia tuanya. Beribadah, menolong sesama dan berkehidupan sosial.
Lalu apa yang ada dibenak saya? Saya akan terus menyukai hobi saya memotret sampai saya tua. sampai tangan saya dipenuhi keriput. Saya akan memasak, menyusun makanan yang saya buat dengan gaya food styling, lalu memotretnya. Entah apakah nanti akan masih ada social media yang menjadi sarana mempertunjukan foto-foto makanan seperti sekarang ini. Atau malah pasti lebih bagus lagi ya.. Jadi saya akan memotret makanan saya dengan gaya hands in frame.. sedang menyajikan, menuangkan susu, menuangkan madu, memotong kue, memegang gelas.. sehingga tangan-tangan keriput itu akan terlihat.. Lalu saya akan menuliskan resepnya di blog saya. Setiap orang menulis resep.. tapi setiap orang juga pasti memiliki caranya sendiri untuk mengolah jenis makanan tertentu. Iyaa.. saya juga akan terus menulis.. tentang apa saja yang saya rasakan ingin saya tulis.
Saya juga ingin memiliki kamar sendiri.. Pernah keinginan ini saya sampaikan Bolehkah nanti saya memiliki kamar sendiri.. yang isinya barang-barang kesukaan saya, buku, pernak-pernik, music player sendiri. Saya aja sekarang sudah kebayang bakal seperti apa kamarnya kelak, letak tempat tidurnya, letak kamar mandinya.. Suami, anak, dan cucu bebas untuk masuk dan berdiam dikamar saya. Kalau suami ya masa gak boleh.. haha.. Malah seperti yang di buku-buku yang saya baca saya kan jadi bisa bilang ke suami: your place or my place? Lucu kali yaaa... But wait? kamar yang berisikan barang-barang yang disukai? Bukankah serumah-rumah aja sekarang isinya barang-barang yang very typical of me? You don't need another room Inne..
Aah tulisan ini terlalu terbukaaaa..
Lalu seperti dilagunya Lukas Graham, 7 Years Old: I hope my children come and visit once or twice a month. Pastinya seneng lah yaa kalau dikunjungi anak dan keluarganya. Makanya dikota apapun nanti yang dipilih sebagai rumah masa tua, kota itu adalah yang memiliki akses yang baik ke bandara, ke stasiun, ke jalan toll. Kota yang fasilitasnya asik, ada jogging tracknya, ada bioskop yang bagus, ada rumah sakit, coffee shop, perpustakaan.. wuih ada gak ya kota seperti itu..
Pada intinya seseorang dalam hidupnya pasti memiliki minat atau hobi tertentu yang bisa menjadikan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Berolahraga, menjahit, melukis, menulis, berteman, jalan-jalan.. Apapun itu..
Sementara ini jalani saja dulu waktu kita sekarang sambil mempersiapkan diri untuk waktu kita yang akan datang.
Udah begitu aja..
Tapi punya kamar sendiri itu aku seriuuuus... :) Your place or my place? :)
Semarang, 11/10/2016
Saya dan ibu beberapa waktu lalu di Bandung. |
Komentar
Posting Komentar